BAB I:PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Islam
adalah agama terakhir yang Allah jadikan sebagai agama penutup serta
penyempurna bagi ajaran-ajaran sebelumnya, dengan Muhammad sebagai akhirul
anbiya’ penutup risalah-risalah-Nya. Kerena agama Islam adalah agama
penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya sudah seharusnya bersifat universal, yang
mencakup segala macam aspek kehidupan, mulai dari hal yang sangat kecil seperti
memberi senyuman kepada sesama hingga
masalah kehidupan yang sang pelik seperti masalah perekonomian, politik,
perdagangan, dan lain sebaginya.
Namun
seiring berjalannya waktu dan berkembangnaya ilmu pengetahuan muncullah
berbagai problema-problema kontemporer yang membutuhkan ijtihad para ulama
untuk menyelesaikan problema tersebut, akan teapi dalam memahami suatu ijtihad
terdapat banyak perbedaan dikalangan masyarakat, ada yang memahaminya dengan
baik dan benar, dan ada pula yang salah dalam memahaminya. Hal tersebut sudah sangat
lumrah di kalangan masyarakat awam, maka tugas para da’I adalah bagaimana meluruskan pemahaman mereka
yang salah agar menjadi benar.
Dalam
mata kuliah Ilmu Dakwah ini kita mempeajari definisi ilmu dakwah, objeknya,
secara formal maupun meteril, metodologi ilmu dakwah, dan yang lain sebagainya.
Bagi calon da’I yang ingin berdakwah dan membela agama Islam, terlebih
dahulu harus mempersiapkan diri lahiriah maupun batiniah.karena didalam
berda’wah sangat membutuhkan ilmu
pengetahuan sebagai dasar dari kita berda’wah dimasyarakat luas kelak.
Seperti
yang diterangkan diatas, makalah ini akan membahas tentang metodologi ilmu
dakwah.
1.2. Rumusan Masalah
Jadi dari apa yang jelaskan diatas, saya dapat
mengambil beberapa rumusan-rumusan masalah:
a)
Apa yang dimaksud dengan metodologi?
b)
Apa pendekatan yang diperlukan dalam berdakwah?
c)
Apa saja metode dalam
berdakwah?
pengamat adalah merupakan ciri yang melekat pada bentuk pemikiran
teologis. Karena sifat dasarnya yang partikularistik, maka, dengan mudah kita
dapat menemukan teologi Kristen dan katolik, teologi krististen protestan dan
begitu seterusnya. Dan jika diteliti lebih mendalam lagi, dan intern umat Bergama tertentu pun
masih dapat dijumpai berbagai paham atau sekte keagamaan.
2.2.2 Pendekatan Sosiologis
Sebelum itu kita harus mengetahui arti dari sosiologi. Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki
ikatan-ikatan antara manusia. Dari definisi tersebut, sosiologi dapat sigunakan
sebagai salah satu oleh pendekatan dalam
memahami agama. hal demikian dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian
agama yang baru dapat difahami secara proporsional dan tepat apabila
menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi. Dalam agama Islam dapat dijumpai
peristiwa nabi yusuf yang dahulu menjadi budak lalu akhirnya menjadi penguasa
mesir. Mengapa dalam melaksanakan tugasnya Nabi Musa dibantu dengan Nabi Harun,
dan masih banyak lagi contoh yang lain. Beberapa peristiwa tersebut baru dapat
dijawab dan sekaligus ditemukan hikmahnya dengan bantuan ilmu sosial. Tanpa
ilmu ilmu sosial peristiwa-peristiwa itu sulit dijelaskan dan sulit dipahami
maksudnya. Disinalah letak sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami
ajaran agama.
2.2.3 Pendekatan kebudayaan
Dalam
kamus bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia seprti kepercayaan, kesenian, adat istiadat
dan berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebaginya) untuk menciptakan
sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan[1].
Sementara itu Sultan Takdir Alisjahbana mengatakan kebudayaan adalah
keseluruhan yang komplek, yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda sepeti
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan segala
kecakapan lain, yang diperoleh manusia sebaagai anggota masyarakat[2].
Dengan demikian, kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan
menggunakan dan mengerahkan segenap potensi batin yang dimilikinya. Didalam
kebudayaan tersbut terdapat pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat istisdat
dan sebagainya. Kesemuanya itu selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan
atau blue print oleh seseorang dlam menjawab berbagai masalah yang
dihadapinya. Dengan demikian kebudayaan tampil sebagai pranataq yang terus
menerus dipelihara oleh para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang
diwarisi kebudayaan tersebut.
2.2.4 Pendekatan Psikologi
Psikologi atau ilmu kejiwaan adalah ilmu yang mempelajari jiwa
seseorang melalui gejala prilaku yang dapat diamatinya. menurut Zakiyah
Deradjat[3],
bahwa prilaku seseorrang yang Nampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi
keyakinan yang dianutnya. Seseorang ketika berjumpa saling mengucapkan salam,
hormat kepada kedua orang tua, kepada guru, menutup aurat, rela berkorban untuk
kebenaran, dan sebagainya adalah merupakan gejala-gejala keagamaan yang dapat
dijeladkan melalui ilmu jiwa agama. Ilmu jiwa agama sebagaimana dikemukakan
Zakiah Derajat tidak akan mempersoalkan benar tidaknya suatu agama yang dianut
seseorang, melainkan yang dipentingkan adalah bagaimana keyakinan agakma
tersebut terlihat pengruhnya dalam prilaku penganutnya.
2.3. Metodologi Dalam Ilmu Da’wah
Dalam
melaksanakan segala hal dalam aspek kehidupan kita memerlukan metode sebagai
cara untuk mempermudah atau menuntun pekerjaan kita kepada tujuan yang kita
inginkan. Tak terkecuali dalam berdakwah, metode atau cara-cara dalam berdakwah
sesungguhnya telah termaktub dalam sumber utama agama Islam itu sendiri yaitu
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka selaku muslim maka kita harus mengetahui
bagaimana Al-qur’an menyuruh kita untuk berdakwah dan tata cara Rasulullah SAW
dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyeru(pendakwah) bagi umat manusia untuk
kembali kepada jalan yang benar.
Pertama Allah SWT telah berfirman dalam surah Al-‘Alaq ayat
satu-lima yang berbunyi.
اقرأ باسم ربك الذي خلق، خلق الإنسان من علق،
اقرأ وربك أكرم، الذي علم بالقلم علم الإنسان مالم يعلم.
Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang
menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan
Tuhan-mulah yang paling pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara kalam,
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahui.
Khitab
yang pertama kali diperintahkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW adalah
membaca, karena tujuan membaca adalah untuk mengetahui sesuatu yang kita
inginkan terutama dalam berdakwah, maka membaca keadaan, budaya dan pendekatan2
seperti yang telah di lampirkan pada bab yang sebelumnya menjadi sangat
penting. kemudian dari hasil membaca adalah ilmu dan ilmu adalah kunci dalam
kesuksesan dalam berdakwah. Imam Bukhari Radhiyallah ‘anhu menaruh
perhatian terhadap ilmu dalam kitabnya di bab “Ilmu Sebelum Perkataan dan
Perbuatan”[4]
maka jelas sudah bahwa posisi ilmu dalam segala aspek adalah penting, maka
dalam berdakwah ilmu juga mendapat peranan yang signifikan terhadap kesuksesan
dakwah itu sendiri.
Kedua
di dalam surah An-Nahl ayat 15 Allah SWT juga telah menerangkan secara
jelas teori tentang berdakwah.
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم التي هي
أحسن إن ربك هو أعلم بما ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين.
Serulah
kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengethui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ayat
ini dipahami oleh sementara ulama sebagai penjelasan tiga macam metode dakwah
yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah. Terhadap cendekiawan yang
berpengetahuan tinggi diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah,
yakni berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian mereka.
Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan mau’idzoh, yakni
memberikan nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana. Sedang, terhadap ahlul kitab dan
penganut agama-agama lain yang di perintahkan adalah jidal(perdebatan
dengan cara yang terbaik) yaitu dengan logika dan retorika yang halus, lepas
dari kekerasan dan umpatan.[5]
BAB III: PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka kami
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Metodologi
adalah pengetahuan tentang metode atau cara-cara
yang berlaku dalam kajian atau penelitian. Metodologi dapat di artikan sebagai
pengetahuan tentang metode-metode.
2.
Ada tiga pendekatan
dalam berdakwah yaitu pendekatan teologis normative, pendekatan
sosiologis dan pendekatan psikologi
3.
Metode dalam berdakwah adalah
a.
Bil’ilmi atau menggunakan ilmu dalam pengertian umum
b.
Menggunakan hikmah kepada kaum intelektual dan
cendekiawan
c.
Menggunakan mau’idzoh kepada kaum awam
d.
Menggunakan jidal kepada ahli kitab
3.2. Penutup.
Sebagai umat muslim tentunya harus mengetahui
tentang cara atau metode dalam berdakwah, dari pembahasan penulis diatas telah
dipaparkan cara atau metode tersebut, maka kami selaku penulis memohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan koreksian sangat kami harapkan kepentingan bersama, wassalam.
Daftar Pustaka.
Al-Qur’an Al-Karim
صحيح البخاري
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam.
PT Raja Grafindo Persada. Cetakan ke-VIII. Jakarta:2003.
Shihab, M.Quraisy. Tafsir Al-Misbah.
Lentera Hati. Cetakan ke-II.2009
Omar, Thoha Yahya. Ilmu Dakwah. Widjaja
Djakarta. Jakarta:1967